Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Kependudukan (PTPK) resmi dibentuk sebagai langkah strategis memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah dalam mengatasi isu kependudukan nasional. Kegiatan peresmian dilakukan di Grand Sahid Jaya, Jakarta, dihadiri oleh 13 perguruan tinggi termasuk IPB University, UGM, dan UI. Program ini diinisiasi oleh BKKBN dengan dukungan Ditjen Diktiristek. Tujuannya adalah mempercepat pencapaian target pembangunan berkelanjutan dan Indonesia Emas 2045.

Melalui konsorsium ini, perguruan tinggi diharapkan berperan aktif dalam penelitian, pengabdian masyarakat, dan pengajaran terkait isu stunting, kemiskinan ekstrem, dan bonus demografi. Kolaborasi tersebut juga menjadi sarana implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mahasiswa akan dilibatkan dalam proyek nyata seperti KKN tematik dan riset kependudukan. Dengan demikian, keterlibatan dunia akademik dapat menghasilkan solusi konkret berbasis ilmiah.

Kepala BKKBN, Dr. Hasto Wardoyo, menyebutkan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menyiapkan generasi emas Indonesia. Menurutnya, stunting dan kemiskinan adalah dua tantangan utama yang perlu diselesaikan melalui pendekatan multidisiplin. Perguruan tinggi memiliki sumber daya yang memadai untuk mendukung program penurunan stunting berbasis riset. Selain itu, keterlibatan dosen dan mahasiswa dapat memperkuat keberlanjutan program di lapangan.

Direktur Jenderal Diktiristek, Prof. Nizam, juga menegaskan bahwa perguruan tinggi adalah simpul strategis untuk menyatukan berbagai program pemerintah. Ia menilai sinergi ini dapat mempercepat dampak kebijakan kependudukan kepada masyarakat luas. Melalui riset dan inovasi, kampus dapat berperan sebagai “mata air” solusi bangsa. Konsorsium PTPK diharapkan menjadi wadah kolaborasi lintas institusi menuju pembangunan manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing.